Kamis, 21 Juni 2012

Penerapan teory Robert T Kiyosaki di Indonesia

Siapapun anda, tentu sudah sangat tidak asing dengan nama Robert T Kiyosaki. Dialah penulis buku Rich Dad Poor Dad, The cashflow Quadrant dan beberapa buku lain yang “memprovokasi” pembacanya untuk menjadi kaya dengan cara menjadi Business owner dan atau menjadi Investor.

Diceritakan sebuah kisah tentang seorang bernama Haji Aman Santosa, yang sama sekali bukan seorang penulis, bukan pula pembicara atau trainer enterprenuer. Beliau adalah pemilik warung sate Cirebon yang kini memiliki 7 cabang. Salah satunya berada di samping Radio erlangga, Bekasi. (Tempat Pak Bambang Suharno menjadi Host dalam acara talkshow interaktif enterprenuer)
Warung sate Haji Aman bukanlah warung sate biasa. Konsumennya terdiri dari kelas menegah, para eksekutif yang berdinas di sekitar lokasi warungnya yang tertata rapih dan parkirannya luas.

Haji aman memiliki warung sate sebanyak 7 cabang. Sesuai dengan jumlah anak yang dimiliki Haji aman. Cabang yang di bekasi itu adalah yang ketujuh, yang akan di wariskan kepada anak bungsunya.
Perbincangan selalu menarik. Lebih menarik lagi ketika diketahui bahwa ternyata bukan hanya sate itulah yang menjadi bisnisnya. Beliau punya kebun, sawah dan beberapa usaha lainnya.

Haji aman juga bercerita bahwa beliau pernah jual beli beras tanpa ia tahu berasnya seperti apa. dan pernah jual beli kambing tanpa melihat keadaan kambing itu. Ketika suatu hari, datang seseorang datang menemui Haji aman, Dengan tujuan menjual kambing yang dimilikinya karena dia sedang membutuhkan uang beberapa juta rupiah. Lalu Haji Aman mengatakan kepada orang itu bahwa Haji Aman bersedia membeli kambing itu namun Haji Aman tidak mau memelihara dan tidak mau menjual kambing itu sekarang.

Haji aman lalu memberikan uang kepada orang itu dan meminta orang itu untuk memelihara kambing itu selama beberapa bulan sebelum Haji aman memutuskan untuk di apakan kambing itu, di sembelih atau di jual hidup-hidup.

Beberapa bulan kemudian si pemelihara kambing itu melapor kepada Haji aman bahwa kambingnya sudah beranak dan anak dari kambing itu pun sudah layak untuk dijual dengan kisaran harga sekian juta rupiah.Namun Haji aman menolak untuk menjual anak dari kambing itu dan mengatakan bahwa ia akan membeli kambing lagi dan meminta si pemelihara kambing itu untuk memelihara kambing berikutnya.

Begitulah, Hingga beberapa waktu kemudian, kambing semakin banyak dan mulai dijual secara rutin dan hasilnya dibagi dua dengan Haji Aman.

Cerita tentang usaha padi, beternak ayam kampung dan beberapa usaha lainnya juga tak kalah menariknya.

Lalu bagaimana Pak Haji Aman bisa demikian mudah percaya dengan orang? Ternyata dari pengalaman bertahun-tahun, Haji Aman jadi dapat mengetahui siapa yang berniat baik dan siapa yang berniat buruk terhadap dirinya. Soal kemudian ada orang yang menipu beliau, itu sudah di anggap sebagai salah satu resiko dalam usaha, tapi secara umum Haji Aman berprinsip jika beliau mejadi orang yang dapat dipercaya maka orang lain pun juga akan berusaha berlaku baik terhadapnya.

Haji aman merupakan salah satu orang yang telah memenuhi Kriteria orang bermental enteprenuer yang sering pak Bambang Suharno sampaikan dalam berbagai kesempatan, yakni selalu mengeluarkan uang untuk belanja bisnis. Atau dalam bahasa Robert T. Kiyosaki “Buatlah Uang Bekerja Untuk Kita”, dengan cara membeli asset. Haji aman membeli kambing sebagai aset, mendapatkan mitra juga sebagai asset.

Haji aman tidak membuat system yang rumit sebagaimana perusahaan skala besar. Ia membuat system yang melekat pada dirinya sendiri yakni “reputasi”. Dalam bahasa Philip E Humbert disebut sebagai personal Eco-System.

Sistem reputasi yang dibangun Haji Aman, membuat dirinya dipercaya oleh banyak orang. Dan itulah yang membuat banyak bisnisnya berjalan dengan baik tanpa dia harus melakukan pekerjaan yang menyita banyak waktu. Jika dalam bisnis normal, seorang pengusaha harus teliti dalam membeli sesuatu, Haji Aman malahan tidak perlu melihat barang yang akan dibelinya, sampai saat barang itu dijual kembali. Ini bisa dilakukan oleh orang yang telah memiliki reputasi yang dibangun bertahun-tahun.

Haji aman, yang asli dari kuningan Jawa Barat itu, mengaku ia tidak perlu bekerja untuk bisa makan. Kalau orang lain pulang kampung harus membawa bekal yang banyak, Haji Aman sama sekali tidak perlu, karena di kampungnya ia juga memiliki asset, jika ia mau buah, mau sayuran, mau makan nasi, daging atau apapun sudah tersedia dikampungnya, dia bisa mendapatkannya tanpa mengeluarkan uang.Ucapannya itu tidak menunjukan bahwa ia sedang pamer kekakyaan. Yang ia lakukan adalah menceritakan strategi usahanya yang sederhana, dan hampir semuanya telah di ajarkan oleh para guru enterprenuer, termasuk Robert T Kiyoasaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar