Kamis, 21 Juni 2012

Bagaimana Menimbang Risiko dalam Memulai Bisnis?

Pengusaha kawakan Bob Sadino pernah memberikan kiat sederhana bagi seorang pemula yang ingin memulai bisnis. Ternyata kuncinya sangat simple, namun pelaksanaanya tak mudah.

Menurut Bob banyak orang akhirnya tak memulai-mulai usaha walaupun sudah memiliki modal uang. Menurutnya setidaknya ada tiga hal penghalang utama seseorang memulai usaha, yaitu terlalu banyak rencana, menunggu moment yang pas, dan takut menghadapi risiko bisnis.

Terkait dengan risiko, menurutnya bisnis hanya bisa dijalankan bila ada keberanian menerima risiko. Intinya yang paling penting, hilangkan rasa takut, jangan takut. Seseorang tidak mungkin memulai bisnis bila dia tidak memiliki kemauan yang kuat, tekad, berani mengambil peluang, tahan banting, dan tidak lupa untuk bersyukur dan ikhlas.

Terkait hal tadi, berikut ini ulasan singkat mengenai menakar risiko bagi pemula untuk memulai bisnis. Kali ini motivator marketing ternama Tung Desem Waringin mencoba memberikan poin-poin penting bagi anda yang ingin memulai bisnis.

Bagaimana menimbang risiko dalam memulai bisnis?

Dalam memulai suatu Bisnis, yang paling menghambat seseorang bukan modal ataupun ilmu tetapi adalah rasa takut menghadapi risiko. Apabila kita mau memulai bisnis harus belajar yang namanya menimbang risiko, dimana kita dapat tahu dan menilai berapa besar resiko yang akan kita hadapi ketika memulai bisnis tersebut.

Sering kali seseorang ingin memulai bisnis, yang menghambat mereka bukan karena kurang ilmunya, pengetahuan, atau bahkan kurang modal, melainkan rasa takut. Rasa takut yang menghambat mereka untuk memulai bisnis, kalau kita mau mulai belajar bisnis alangkah baiknya kita mengenal satu yang namanya 'risiko'.

Risiko dengan beresiko adalah berbeda, Perbedaan risiko dan berisiko adalah risiko ada 2 unsur, yaitu: pertama besar kecil kemungkinan terjadinya, yang kedua adalah besar kecil akibatnya, bisa itu positif atau negatif.

Sedangkan berisiko apabila kita sudah menimbang risikonya, yaitu besar kecil kemungkinan terjadinya besar kecil akibat negative dan positifnya. Ternyata risikonya tidak bisa kita terima, berarti bisnis tersebut beresiko.

Mari kita tes dengan angka, misalnya Anda mulai bisnis dengan kemungkinan berhasil 1:9. Maksudnya adalah Anda bisnis 10 kali berhasilnya cuma sekali, yang kesepuluh bangkrut. Kira-kira Anda mau atau tidak? Tentu saja Anda berbicara tidak mau, Kenapa tidak mau? Karena Anda merasa kemungkinan gagalnya jauh lebih besar dan Anda tidak mau terjadi hal seperti itu. Anda lupa menimbang apa yang perlu Anda timbang? Yaitu besar kecilnya akibatnya kalau terjadi.

Misalnya begini, kalau bisnis Anda gagal, Anda cuma bayar satu, tetapi kalau berhasil Anda dapat 50 kali. Mari sekarang kita hitung lagi, saya ulangi sekali lagi. Kalau Anda tidak berhasil efeknya paling buruk Anda bayarnya cuma satu.Tetapi sekali berhasil Anda dapat 50 risikonya, bisa Anda terima.

Mari kita hitung usaha Anda, 10 kali berhasilnya cuma 1. Berarti Anda gagalnya 9 kali dan Anda bayar satu, satu saja. Tetapi kalau Anda berhasil dapatnya 50 kira-kira mau tidak? Jawabannya sudah pasti Mau, berapa kali. Anda pasti mau sebanyak-banyaknya bisnis dengan kemungkinan berhasil 10 persen. Karena kalau sekali berhasil Anda dapat 50 kali lipat di banding kalau Anda gagal sekali. Sekarang ketika mulai bisnis kita akan selalu menimbang akan hal ini.

Kemungkinan berhasilnya berapa persen dan kemudian yang kedua adalah akibatnya apa? Kalau saya berhasil saya dapat apa? Tetapi kalau saya tidak berhasil saya bayar berapa. Berarti tergantung juga satu unsur lagi dari kondisi keuangan Anda.

Kalau kondisi keuangan Anda hari ini misalnya 20, Anda mainnya berapa? Misalnya Anda mainnya dua,dua,dua. Atau Anda mainnya satu,satu. Atau mainnya sepuluh, sepuluh dan Anda cuma main dua kali saja. Kalau kemungkinan berhasilnya 1:9 atau 10 persen, Anda cuma punya uang 20 Anda harus main dan mainnya satuan saja. Misalnya Rp 20.000.000 Anda mainnya Rp 1.000.000, Rp.1.000.000. Tetapi kalau Rp 100.000.000 Anda main Rp10.000.000 ,Rp10.000.000 .

Karena rasio keberhasilannya 1:9 main 10 kali 9 kali gagal dan 1 kali berhasil. Mungkin tidak ternyata luput Anda main Rp20.000.000 dan ikut Rp 1.000.000.Kalau sampai kalah 15 kali pun tidak masalah. Begitu ke 16 kali menang dan dapat Rp50.000.000 baru seru. Dengan demikian ketika memulai bisnis Anda mulai tanya, resikonya apa.

Resiko yang paling buruk, misalnya resiko paling buruk saya kehilangan sejumlah uang sekian. Saya sudah rela, kemudian kemungkinan berhasilnya 50:50. Dan kalau saya berhasil dapatnya 'Lima kali lipat'.Yang paling penting saya bisa main 3 kali sampai 4 kali. Sekali menang saya dapat 5 kali lipat.

Dengan memanage risiko seperti ini kita gali pertanyaan lagi. Misalnya, ketika mau mulai bisnis, akibatnya kalau saya bisnis ini saya kehilangan Rp100.000.000 , dan Rp100.000.000 masih bisa saya terima. Tetapi lebih baik Anda tanya lagi supaya kalau Rp 1.000.000 kemungkinan risikonya jauh lebih kecil. Ini bisa tidak pakai istilah bagi hasil. Tidak harus keluar modal terlebih dahulu, modalnya bisa dari orang lain terlebih dahulu atau dari supplier Anda.

Sehingga Anda tidak pakai modal dan kemungkinan Anda ruginya jauh lebih nol lagi karena sudah tanpa modal sama sekali. Kemudian Anda bisa 'Konsinyasi' terlebih dahulu, akibatnya kalau Anda tidak laku Anda bisa kembalikan saja.

Pertanyaan kedua supaya kemungkinan berhasilnya jauh lebih besar setelah Anda mulai menimbang risiko Anda jangan lupa tanya kedua hal ini. Karena supaya akibatnya jauh lebih kecil, bisa tidak konsinyasi dulu atau bisa tidak ada garansinya.Supaya kemungkinan untung jauh lebih besar, saya harus belajar dengan siapa. Ketika Anda menimbang seperti ini, hidup Anda akan jauh lebih berani dalam mengambil risiko. Karena resiko selalu ada dan bisa terjadi dimana-mana.

Misalnya, Bisa jadi rumah Anda di tabrak pesawat terbang dan Anda mati, mungkin tidak? Itu mungkin sekali dan pertanyaannya itu risiko dan ini kemungkinannya kecil.

Atau bisa juga saat ini jika Anda nonton ramai-ramai bersama saudara Anda mungkin tidak kemungkinannya dapat terjadi, atau risiko ini terjadi tetapi akibatnya kecil. Misalnya orang yang seruangan Anda kentut, pasti kan ada efeknya. Ya efeknya itu bau, kemungkinan terjadinya besar dan itu bisa kita abaikan. Sesuatu hal yang kita timbang ini kita tidak mampu menerimanya berarti resiko.

Anda mulai usaha dengan modal Rp 10 Miliar, duit Anda cuma Rp 2 Miliar. Yang Rp 8 Miliar Anda utang dengan cara Anda gadaikan rumah dan sebagainya, bahkan Anda hutang kepada mafia dan mafianya kejam sekali. “Awas ya saya tahu anak mu sekolah dimana kalau ada apa-apa nanti saya incar anakmu”. Kemudian Anda kerja sama dengan orang yang baru Anda kenal, dan orang tadi baru 2 bulan keluar dari penjara.

Bagi Anda bisnisnya berisiko tidak, tetapi dengan kondisi yang sama dan dengan kepemilikan hartanya lebih banyak. Misalnya Bill Gates modalnya Rp 10 Miliar kemungkinan berhasilnya hampir nol karena partnernya habis keluar dari penjara dan dia bergelut di dunia yang baru. Bagi Bill Gates itu berisiko atau tidak berisiko. Saya simpulkan kalau Anda mau bisnis atau investasi pertimbangkan risiko atau berisiko.

Kalau risikonya ada dan Anda terima kemungkinan berhasil dan bisa Anda terima. Kalau Anda kena resiko lebih kecil maka akibatnya kecil. Dan juga siapa yang bisa bantu saya saya harus joint sama siapa dan sudah Anda timbang semua ternyata masih bisa terima risiko dengan misi kekayaan Anda.

Apalagi kemungkinan kalau menang dapatnya banyak.'Why not'. Makanya saya Tung Desem Waringin saya sering buka dan tutup perusahaan karena sudah menimbang risiko, kalau tidak jadi tutup dan kalau jadi meledak lebih besar.

Semoga bermanfaat saya Tung Desem Waringin mengucapkan salam Dahsyat.

Jurus Sederhana Agar Bisnis Terus Tumbuh

Heloo...!! Catatan Ini saya ambil dari Detik Fnance, karena saya menyukai Ilmu pengetahuan dan ingin mengambil contoh langkah langkah dari orang orang yang sukses,
maka dari itu setiap ada kata kata dan Motivasi dari beliau beliau akan saya tuliskan di Blog saya ini, artikel ini saya ambil dari kata kata seorang pakar marketing Tung Desem Waringin.

Memiliki usaha atau perusahaan yang terus tumbuh dan bisa bersaing dengan kompetitor, merupakan keinginan para wirausahawan.

Berikut ini gagasan sederhana dari pakar marketing Tung Desem Waringin, soal bagaimana nilai tambah akan membuat perusahaan Anda terus berkembang dan dapat bertahan di bandingkan perusahaan kompetitor.

Menurut Tung hal ini telah di buktikan dan diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar di dunia seperti Jhonson n Jhonson.

Berikut ulasan singkat Tung Desem:

Dalam bisnis ini kita harus selalu mempunyai nilai tambah, sebetulnya nilai tambah itu secara garis besar di bagi tiga. Anda hanya bisa ambil dua, jarang sekali Anda bisa tiga tiganya.

Ini saya ambil dan belajar dari Michael Tracy bagaimana "Double Digit Growth". Ini buku yang sangat bagus dan bagaimana kita tumbuh dua kali lipat.

Beliau cerita tentang IBM dan perusahaan yang tumbuhnya cuma dua sekian persen tapi ada juga yang 11% dan 20%, dan terus tumbuh.

Dan ada Jhonson n Jhonson yang tumbuh selama 59 tahun bisnisnya terus tumbuh dan tumbuh terus. Dan saya pun masih terus harus belajar, disini dikatakan oleh Michael Tracy ada tiga keunggulan bisnis.

Ketiga keuntungan bisnis dalam membuat nilai tambah tersebut adalah :

1. Murah, Anda dengan biaya operasional yang paling efektif dan efisien Anda bisa mendapat harga yang murah. Bisa seperti toko buku saya, satu keunggulannya adalah murah, parkir gratis dan segala macam yang lainnya.

2. Unggul dalam mutu produk-produk Anda, dahsyat luar biasa , mutunya lebih baik di banding yang lain.

3. Servis atau pelayanannya, Hanya tiga menurut dia dan servis itu termasuk kecepatan.

Semoga bermanfaat, Saya Tung Desem Waringin mengucapkan salam dahsyat!

Tips Sukses Menghadapi Kegagalan



1. Bersikap dan berpikir Positif terhadap Kegagalan
Ingat! kegagalan bukanlah suatu yang harus ditakuti. Tanpa ada sikap positif, Anda akan semakin stress setelah mengalami kegagalan. Anda seakan kehilangan energi untuk bangkit kembali karena selalu dibayang-bayangi takut gagal. Dengan bersikap positif, Anda mampu memandang suatu kegagalan sebagai peristiwa hidup yang harus dialami (proses kehidupan). Dengan demikian, mental Anda akan semakin kuat. Percayalah pasti ada sebuah hikmah dari sebuah kegagalan.

2. Mencari penyebab Kegagalan
Renungkan diri sendiri, apa yang menjadi penyebab Anda gagal? Secara umum, ada dua faktor utama penyebab kegagalan, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri. Ada kalanya Anda kurang memiliki semangat dan motivasi dalam mengerjakan sesuatu atau mungkin Anda tidak disiplin dan ceroboh dalam bekerja. Jika Anda menyadari penyebab internal ini, maka harus Anda sendiri yang merubahnya. Ingat! sukses atau tidaknya Anda dimulai dari dalam diri sendiri, jika Anda bisa memotivasi diri sendiri, selanjutnya Anda akan lebih ringan melangkah. Sedangkan faktor Eksternal merupakan faktor penyebab di luar diri sendiri. Misalnya kurangnya dukungan dari orang terdekat, pesaing yang terlalu banyak dan ketat, atau kurangnya fasilitas, dll.

3. Atasi Kegagalan
Setelah mengetahui penyebab kegagalan, Anda harus segera mencoba mengatasinya. Tidak perlu harus mengatasi semua penyebab kegagalan sekaligus, ada baiknya dilakukan secara bertahap tetapi pasti. Prioritaskan penyebab utama, kemudian penyebab lainnya. Karena itu, buat catatan tentang hal-hal yang sering membuat Anda gagal, apakah faktor internal atau eksternal (buat skala prioritas). Jangan mencari kambing hitam dalam mencari penyebab kegagalan Anda.

4. Gali kekuatan Diri
Selain mencari penyebab kegagalan, catatlah apa saja kekuatan dan potensi diri Anda, baik yang tersembunyi maupun yang nampak. Coba gunakan kekuatan dan potensi Anda secara maksimal. Galilah potensi-potensi tersembunyi Anda yang masih bisa dikembangkan. Jika Anda bisa mengembangkan potensi Anda dengan baik, maka sukses takkan jauh – jauh dari Anda.

5. Tangkap Peluang
Jangan hanya diam merenungi nasib. Anda harus jeli menangkap peluang atau kesempatan. Ingat, Anda tidak akan pernah mendapatkan kesempatan itu jika Anda sendiri tidak pernah berusaha mencarinya. Begitu Anda tahu ada peluang, tangkaplah peluang tersebut, jangan tunggu sampai besok.

6. Trial and Error
Untuk meraih kesuksesan Anda perlu melakukan trial and error. hal ini merupakan salah satu tolak ukur untuk menggapai kesuksesan. Tinggal sejauh mana kita mau dan berani mencoba kembali kegagalan itu. Sebelum mencoba lagi, pikirkan masak-masak langkah yang akan ditempuh. Kalaupun terjadi kesalahan kembali, jangan ragu-ragu melakukan perbaikan dan terus mencoba sampai Anda berhasil mengatasinya. Kunci utama trial and error adalah kerja keras dan tetap semangat.

Penerapan teory Robert T Kiyosaki di Indonesia

Siapapun anda, tentu sudah sangat tidak asing dengan nama Robert T Kiyosaki. Dialah penulis buku Rich Dad Poor Dad, The cashflow Quadrant dan beberapa buku lain yang “memprovokasi” pembacanya untuk menjadi kaya dengan cara menjadi Business owner dan atau menjadi Investor.

Diceritakan sebuah kisah tentang seorang bernama Haji Aman Santosa, yang sama sekali bukan seorang penulis, bukan pula pembicara atau trainer enterprenuer. Beliau adalah pemilik warung sate Cirebon yang kini memiliki 7 cabang. Salah satunya berada di samping Radio erlangga, Bekasi. (Tempat Pak Bambang Suharno menjadi Host dalam acara talkshow interaktif enterprenuer)
Warung sate Haji Aman bukanlah warung sate biasa. Konsumennya terdiri dari kelas menegah, para eksekutif yang berdinas di sekitar lokasi warungnya yang tertata rapih dan parkirannya luas.

Haji aman memiliki warung sate sebanyak 7 cabang. Sesuai dengan jumlah anak yang dimiliki Haji aman. Cabang yang di bekasi itu adalah yang ketujuh, yang akan di wariskan kepada anak bungsunya.
Perbincangan selalu menarik. Lebih menarik lagi ketika diketahui bahwa ternyata bukan hanya sate itulah yang menjadi bisnisnya. Beliau punya kebun, sawah dan beberapa usaha lainnya.

Haji aman juga bercerita bahwa beliau pernah jual beli beras tanpa ia tahu berasnya seperti apa. dan pernah jual beli kambing tanpa melihat keadaan kambing itu. Ketika suatu hari, datang seseorang datang menemui Haji aman, Dengan tujuan menjual kambing yang dimilikinya karena dia sedang membutuhkan uang beberapa juta rupiah. Lalu Haji Aman mengatakan kepada orang itu bahwa Haji Aman bersedia membeli kambing itu namun Haji Aman tidak mau memelihara dan tidak mau menjual kambing itu sekarang.

Haji aman lalu memberikan uang kepada orang itu dan meminta orang itu untuk memelihara kambing itu selama beberapa bulan sebelum Haji aman memutuskan untuk di apakan kambing itu, di sembelih atau di jual hidup-hidup.

Beberapa bulan kemudian si pemelihara kambing itu melapor kepada Haji aman bahwa kambingnya sudah beranak dan anak dari kambing itu pun sudah layak untuk dijual dengan kisaran harga sekian juta rupiah.Namun Haji aman menolak untuk menjual anak dari kambing itu dan mengatakan bahwa ia akan membeli kambing lagi dan meminta si pemelihara kambing itu untuk memelihara kambing berikutnya.

Begitulah, Hingga beberapa waktu kemudian, kambing semakin banyak dan mulai dijual secara rutin dan hasilnya dibagi dua dengan Haji Aman.

Cerita tentang usaha padi, beternak ayam kampung dan beberapa usaha lainnya juga tak kalah menariknya.

Lalu bagaimana Pak Haji Aman bisa demikian mudah percaya dengan orang? Ternyata dari pengalaman bertahun-tahun, Haji Aman jadi dapat mengetahui siapa yang berniat baik dan siapa yang berniat buruk terhadap dirinya. Soal kemudian ada orang yang menipu beliau, itu sudah di anggap sebagai salah satu resiko dalam usaha, tapi secara umum Haji Aman berprinsip jika beliau mejadi orang yang dapat dipercaya maka orang lain pun juga akan berusaha berlaku baik terhadapnya.

Haji aman merupakan salah satu orang yang telah memenuhi Kriteria orang bermental enteprenuer yang sering pak Bambang Suharno sampaikan dalam berbagai kesempatan, yakni selalu mengeluarkan uang untuk belanja bisnis. Atau dalam bahasa Robert T. Kiyosaki “Buatlah Uang Bekerja Untuk Kita”, dengan cara membeli asset. Haji aman membeli kambing sebagai aset, mendapatkan mitra juga sebagai asset.

Haji aman tidak membuat system yang rumit sebagaimana perusahaan skala besar. Ia membuat system yang melekat pada dirinya sendiri yakni “reputasi”. Dalam bahasa Philip E Humbert disebut sebagai personal Eco-System.

Sistem reputasi yang dibangun Haji Aman, membuat dirinya dipercaya oleh banyak orang. Dan itulah yang membuat banyak bisnisnya berjalan dengan baik tanpa dia harus melakukan pekerjaan yang menyita banyak waktu. Jika dalam bisnis normal, seorang pengusaha harus teliti dalam membeli sesuatu, Haji Aman malahan tidak perlu melihat barang yang akan dibelinya, sampai saat barang itu dijual kembali. Ini bisa dilakukan oleh orang yang telah memiliki reputasi yang dibangun bertahun-tahun.

Haji aman, yang asli dari kuningan Jawa Barat itu, mengaku ia tidak perlu bekerja untuk bisa makan. Kalau orang lain pulang kampung harus membawa bekal yang banyak, Haji Aman sama sekali tidak perlu, karena di kampungnya ia juga memiliki asset, jika ia mau buah, mau sayuran, mau makan nasi, daging atau apapun sudah tersedia dikampungnya, dia bisa mendapatkannya tanpa mengeluarkan uang.Ucapannya itu tidak menunjukan bahwa ia sedang pamer kekakyaan. Yang ia lakukan adalah menceritakan strategi usahanya yang sederhana, dan hampir semuanya telah di ajarkan oleh para guru enterprenuer, termasuk Robert T Kiyoasaki.

Rabu, 20 Juni 2012

Kata kata Mutiara Robert T. Kiyosaki


Banyak orang memiliki rencana besar tetapi tidak menjadi kenyataan. Alasannya adalah begitu banyak orang yang memiliki rencana besar tetapi gagal menepati janji-janji kecil mereka.


Orang rata-rata melihat dari seberapa besar pendapatannya, lalu menekan pengeluarannya, sedang orang sukses melihat dari sisi pengeluarannya, lalu meningkatkan pendapatannya.


Orang-orang terkaya di dunia mencari dan membangun jaringan, orang lain mencari pekerjaan.

Realisasi B Kuadran Konsep Robert T. Kiyosaki

Robert T. Kiyosaki menggambarkan situasi keuangan setiap orang dalam konsep cashflow kuadran. Ada 4 kategori atau kuadran, E (Employee atau pekerja), S (Self-employed atau punya usaha sendiri), B (Business Owner atau pengusaha), I (Investor). Orang yang berada di kuadran B dan I adalah orang yang mempunyai kebebasan atau FREEDOM, bebas menggunakan waktunya. Filsafah dari Robert T. Kiyosaki : Manusia tidak akan mempunyai kebebasan selama dia belum mencapai FINANCIAL FREEDOM. Meskipun uang tidak bisa membeli kebahagian tetapi anda boleh tahu bahwa uang boleh membantu kita. Contohnya Donald Trump dan Bill Gates. Mereka boleh menggunakan uangnya untuk membantu orang lain. Jika anda mempunyai FINANCIAL FREEDOM, anda boleh mempunyai waktu lebih untuk diri anda, keluarga dan orang lain (TIME FREEDOM) karena anda tidak harus terikat dengan pekerjaan anda. Anda boleh menggunakan uang untuk hal-hal yang berguna. Bagaimana caranya beralih ke B kuadran? Vemma Indonesia adalah realisasi B kuadran konsep dari Robert T Kiyosaki dimana anda mempunya bisnis yang nilainya sama dengan bisnis lisensi seperti Mc Donald atau KFC. Apa keuntungan bisnis dengan Vemma Indonesia?

Senin, 18 Juni 2012

9 Tips Sukses Bangun Bisnis Kecil-kecilan

Pernahkah Anda datang ke sebuah restoran baru tapi harus pulang menelan kekecewaan? Pengunjung sangat ramai, jumlah pelayan sedikit, waktu Anda menunggu makanan dihidangkan ke meja melebihi 30 menit, pelayanan buruk atau banyak menu yang tidak tersedia karena dapur kehabisan stok? Bila kesan pertama saja sudah buruk, apakah usaha tersebut bisa bertahan hingga 3 bulan pertama? Rasanya tidak. Pasalnya, kesuksesan maupun kegagalan sebuah bisnis kecil itu tergantung pada rekomendasi dari mulut ke mulut. Niat baik tamu yang ingin mencoba toko atau restoran baru dan pengunjung tetap potensial bisa hilang hanya beberapa hari setelah pembukaan. Bila Anda ingin mencoba memulai bisnis kecil, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. 1. Siapkan sistem dan prosesnya sebelum usaha Anda buka. Budget harus punya aliran praktis. Jangan biarkan tamu yang sudah mengeluarkan uang jadi kelinci percobaan Anda bagaimana menentukan kinerja bisnis semestinya berjalan. Jangan punya mental soft launching dan mencari-cari alasan atau pembenaran diri karena Anda masih baru. Pengusaha baru yang percaya diri dan berenergi memberikan dampak yang sama kepada dan dari para tamu. 2. Temukan 'magnet' bisnis Anda. Bisnis baru harus punya daya tarik yang bisa menyedot perhatian publik. Sayang, banyak yang baru mulai tapi mengecewakan. Mereka hanya buka toko/resto dan berharap orang akan datang. Pasarkan dulu bisnis Anda sebelum beroperasi/diluncurkan. Ada suatu bisnis yang punya promo marketing sangat menarik. Untuk memberitahukan bahwa ada toko yang baru buka, mereka menyediakan tester kue di sepanjang jalan menuju outletnya. Hasilnya? Penuh pengunjung dan berhasil meraup AU$ 1000 di hari pertamanya beroperasi. 3.Beri penawaran spesial yang 'Lebih' Biasanya taktik yang dipakai di hari pertama pembukaan toko kurang efektif untuk menggaet pengunjung supaya datang lagi dan lagi. Mengapa banyak bisnis baru yang menawarkan diskon gila-gilaan atau penawaran gratis 1 beli 1 untuk menarik pelanggan baru? Dan bukannya menawarkan promo beli satu lalu dapatkan barang yang sama setengah harga di kunjungan berikutnya? Atau membuat loyalty card? Sekali lagi, butuh perencanaan cermat, marketing dan budgeting cerdas. 4. Kejutkan Para Pengunjung Tidak ada yang lebih efektif daripada melampaui harapan pengunjung di hari pertama kedatangan mereka. Bisnis cerdas selalu melakukan ini: restoran memberikan tamu makanan pembuka sebagai compliment dari chef, atau toko busana menyediakan aksesoris gratis setiap pembelian dalam jumlah tertentu. Ini merupakan pelajaran penting bagi bisnis kecil pemula. Pikirkan bagaimana Anda bisa menyiapkan kejutan kecil yang tidak mahal namun mengesankan pengunjung perdana. 5. Manjakan Pengunjung Memang mudah bicara, tapi saat sebuah bisnis ingin memanjakan pelanggannya, harus dibuat tepat sejak awal. Ketika klien baru menilai bisnis ini, memutuskan akan kembali atau tidak, dan merekomendasikannya pada orang lain. Anggarkan dana untuk mempekerjakan staf ekstra di hari pembukaan perdana supaya tamu terkesan dengan pelayanan yang baik, cepat dan tangkas. Segera pangkas staf ekstra tersebut jika ternyata pelayanan tidak terbukti berdampak efektif. 6. Rencanakan, jangan hanya berharap untuk yang terbaik Apa yang terjadi jika layanan bisnis Anda ternyata sukses luar biasa? Apakah kita bisa mempertahankan kualitas pelayanan, kejutan dan terus memanjakan pelanggan baru? Apakah kita punya aliran kas cukup untuk membeli stok barang dan staf ekstra untuk memenuhi tingginya permintaan? Lakukan skenario sederhana sebelum peluncuran. Apa skenario dasar Anda untuk jumlah tamu yang diperkirakan dan apa yang terjadi jika jumlahnya ternyata 20% lebih tinggi atau lebih rendah? 7. Bentuk koneksi dan relasi pribadi Peluncuran perdana merupakan waktu yang paling tepat bagi pemilik untuk mengenalkan dirinya sendiri kepada pelanggan baru. Tanyakan apakah mereka tinggal di dekat lokasi usaha Anda, berterima kasih karena sudah datang dan katakan harapan Anda untuk melihat mereka datang kembali. Ini bukannya waktu bagi pemilik untuk 'ngumpet' di balik layar dan membiarkan tamu hanya berinteraksi dengan staf. Pemilik yang ramah dan bersemangat merupakan iklan terbaik sekaligus alasan hebat bagi tamu untuk merekomendasikan bisnis Anda. 8. Bagaimana respons terhadap Anda? Perusahaan cerdas sangat responsif terhadap tanggapan pengunjung di hari peluncuran perdana. Mereka mencari komentar, menganalisa masalah dengan cepat dan beradaptasi. Mereka tahu, kehilangan satu tamu di permulaan berarti mengurangi satu pengunjung reguler dan berpotensi kehilangan lusinan pelanggan melalui marketing dari mulut ke mulut. Mereka juga tahu bahwa pengunjung baru sering bersedia memberikan tanggapan untuk menolong usaha Anda. Mencari opini mereka secara tidak langsung menciptakan ikatan dengan pelanggan. 9. Rujuk, jangan putus Semua usaha baru pasti punya kesalahan. Tinggal bagaimana Anda merespons kesalahan itu. Pastikan Anda 'berbaikan' dengan tamu, berikan mereka ekstra ketika ada kesalahan. Jangan biarkan tamu baru menggerutu. Hanya bilang maaf, tidak cukup. Seluruh pengalaman buruk yang dirasakan tamu akan terus membekas di otak mereka. Meskipun demikian, ada juga tipe tamu yang mau memberikan kesempatan kedua bagi Anda. Mereka paham betul sulitnya bagi pemilik bisnis kecil memulai usaha. Staf lapangan juga mengalami kesulitan yang sama, apalagi mereka harus berhadapan dengan tamu-tamu yang marah. Butuh banyak usaha untuk membangun hubungan baik dengan pelanggan ketika kesan pertama sudah tidak baik.